biosfer: Desember 2010

DINAMIKA BIOSFER

A. Pengertian Biosfer

Kata biosfer berasal dari kata bio yang berarti hidup, dan spere yang berarti lapisan. Jadi biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup. Biosfer adalah sebuah sistem, neliputi seluruh makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungan sebagai satu kesatuan utuh. Kehidupan makhluk hidup tidak lepas dari tiga (3) lapisan utama bumi, yakni litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.

B. Sebaran Flora dan Fauna Dunia

Persebaran flora dan fauna di dunia sangat bervariasi antara tempat satu dengan tempat yang lain. Persebaran flora dan fauna di dunia dipelajari dalam biogeografi, yang menggunakan pendekatan sejarah dan faktor ekologi. Pendekatan sejarah memandang biogeografi dari aspek perkembangan dan evolosi organism, yang dipengaruhi oleh iklim, migrasi, perkembangan muka bumi di masa lampau, dan hubungan dengan lingkungan saat ini. Sudut pandang ekologi memandang biogeografi dari sudut hubungan antara organism itu sendiri dengan lingkungan dan pengaruhnya.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna

Ada tiga (3) faktor utama yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna di permukaan bumi, yakni faktor penyebab persebaran, sarana persebaran, dan hambatan (barrier) persebaran.

a) Faktor penyebab persebaran

Faktor utama penyebab persebaran fauna di dunia adalah tekanan tekanan populasi. Sehingga terjadi persaingan hebat yang memaksa hewan bermigrasi untuk mempertahankan hidup. Faktor yang kedua adalah habitat baru yang memaksa hewan atau tumbuhan beradaptasi dengan lingkungan baru.

b) Sarana persebaran

Dalam persebrannya, flaura dan fauna sngat dipengaruhi oleh media, sehingga mereka dapat berkembang dan menyebar. Media ini bisa melalui angin, udara, atau air. Misalnya, pada kapuk randu, buah yang sudah tua akan terbang membawa butiran biji ketempat lain dengan bantuan angin; kelapa akan terbawa air atau arus laut hingga ketempat lain yang relatif baru. Selain itu, manusia juga merupakan media utama dalam persebaran flora dan fauna. Contohnya, tanaman kina yang sebenarnya bukan tanaman asli Indonesia, oleh penjajah di kembangkan di Indonesia ternyata cocok.

c) Hambatan persebaran

Secara umum, hambatan persebaran flora dan fauna meliputi hambatan iklim, tanah, topografi, dan biologis. Hambatan iklim terkait dengan kemampuan adaptasi mahkluk hidup pada suhu udara, kelembapan udara, dan curah hujan. Hambatan tanah terkait dengan kesuburan tanah, hidrologi, dan aerosi tanah. Pola bentang alam tertentu dapat menjadi penghalang persebaran flora dan fauna. Hambatan biologis terkait dengan ketersediaan makanan dan persaingan antarmahkluk hidup.

2. Persebaran Flora di Dunia

Sebagaimana kita ketahui, persebaran flora(tumbuhan) terkait erat dengan variasi iklim yang disebabkan perubahan temperature, sesuai ketinggian lintangnya. Perbedaan posisi lintang (latitude) geografis membentuk iklim, tingkat kelembapan dan curah hujan yang berbeda. Curah hujan atau air sangat mendukung untuk pertumbuhan, seperti yang telah di ketahui ketika

Curah hujan berbanding lurus dengan variasi tumbuhan. Semakin rendah curah hujan di suatu tempat, semakin sediki tubuhan yang ada.

Berikut ini adalah persebaran flora karena keadaan iklim dan besarnya curah hujan

Secara garis besar penggolongan komunits tumbuhan di dunia, didasarkan pada berbagai hal yang mempengaruhi pertumbuhan-pertumbuhan itu sendiri, seperti cahaya, suhu, sifat, curah hujan, dan angin.

a) Sistem bioma di permukaan bumi

Sistem bioma di permukaan bumi terdiri dari bioma hutan tropis basah, bioma padang rumput, bioma gurun, hutan empat musim, bioma hutan taiga, dan bioma tundra.

(1) Bioma hutan tropis basah

Persebaran hutan tropis basah terjadi di daerah katulistiwa, dengan tipe tumbuhan yang paling lebat dan paling rumit. Penyebabnya adalah iklim tropis yang basah, tanpa ada bulan kering, serta tingginya suhu. Karena itu, komunitas hutan menjadi sangat kompleks.

Tumbuhan utama penyusun hutan tropis basah terdiri dari tujuh kelompok, yaitu pohon-pohon, terna, tumbuhan pemanjat, epifit, pencekik pohon, saprofit, dan parasit. Pohon-pohon utama memiliki ketinggian 20-40 meter dengan cabang-cabang berdaun lebat, sehungga membentuk suatu tudung (kanopi). Akibatnya, hutan menjadi gelap. Daerah tudung cukup mendapat cahaya matahari. Tetapi hanya akan mendapatkan air dari hujan dan tidak ada sumber air lainnya.

Di dalam hutan hujan tropis basah terjadi perubahan-perubahan iklim mikro, mulai dari tudung hutan ke bawah sampai kedasar hutan. Dasar hutan selalu gelap dan air hujan sulit mencapai dasar hutan secara langsung. Kelembapan di daerah ini tinggi dan suhu sepanjang hari hampir tetap, rata-rata 25C.

Pada hutan tropis basah, selain pepohonan yang tinggi, terdapat pula tumbuhan yang khas, yaitu liana dan epifit. Contoh liana adalah rotan, sedangkan contoh epifit adalah anggrek.

Tersebarnya kaktus dari gurun kering sampai ke hutan tropis basah, yang daerah tundungnya juga kering merupakan contoh dari preadaptasi. Preadaptasi adalah adaptasi pada suatu daerah terhadap suatu daerah yang sesuai kondisinya. Meskipun lingkungannya sangat berbeda.

Wilayah sebaran hutan tropis basah adalah di daerah tropis dan subtropis, antara lain di Indonesia, Australia Bagian Utara, Irian Timur, Afrika Tengah, Brazil, Amerika Tengah, Asia Tenggara, dan Konggo (Zaire).

(2) Bioma padang rumput

Bioma padang rumput terdapat pada daerah tropis dan subtropis dengan curah hujan 250 – 500 mm/tahun. Selain itu, ada pula padang rumput dengan curah hujan hingga 1.000 mm, namun turunnya hujan tidak teratur. Kondisi ini menyebabkan tanh berporositas rendah, sehingga tumbuhan sulit untuk megambil air. Tumbuhan yang dapat berdaptasi dengan keadaan alam seperti ini adalah jenis rumput. Daerah padang rumput yang kering memiliki rumput pendek. Daerah paang rumput, yang relatif basah, seperti terdapat di Amerika Utara, rumputnya dapat mencapai tiga meter, misalnya jenis bluestern dan indian grasses. Biasanya padang rumput terbagi dalam dua kategori, yakni stepa dan sabana (savana).

(3) Bioma gurun

Daerah gurun memiliki curah hujan yang sangat rendah, sehingga hanya dapat menunjang jenis tumbuhan tertentu dengan sbaran terbatas. Curah hujan daerah gurun kurang dari 250 mm/pertahun. Pancaran mataharinya sangat terik dan penguapan sangat tinggi, sehingga suhu pada siang hari sangat panas. Pada musim panas, suhu dapat mencapai lebih dari 40 C. Cuacanya sangat ekstri, ada perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam hari (amplitudo harian).

Tumbuhan yang hidup menahun gurun atau disebut megatherma adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan kondisi kekurangan air dan evaporasi yang cepat. Ciri-ciri tumbuhan yang hidup di gurun, diantaranya berdaun kecil, seperti duri, berakar panjang/ dalam ( 1-15cm) untuk mengambil air dari tempat yang dalam, dapat menyimpan air dalam jaringan spon, dan berumbi sehingga dapat bertunas pada musim hujan dan mati pada musim kering. Pertumbuhannya sangat cepat pada musim hujan, bahkan sempat menghasilkan biji untuk berkembang lagi pada masa berikutnya.

(4) Bioma hutan empat musim (meranggas)

Di daerah beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput dan kadang-kadang gurun, yang paling khas adalah hutan empat musim atau hutan meranggas. Penyebabnya adalah kondisi cuaca/iklim berikut.

(a) Curah hujan merata sepanjang tahun, yaitu antara 750-1000 mm/tahun serta adanya musim dingin dan musim panas. Dengan adanya musim dingin dan musim panas ini, tumbuhan didaerah tersebut mangadakan penyesuaian, yaitu dengan menggunakan daunnya menjelang musim dingin. Keadaan ini disebabkan karena suhu rendah menggangu penyerapan air oleh akar.

(b) Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai musim semi, tumbuhan menahun pertumbuhannya terhenti, tumbuhan semusim mati, dan selama musim dingin, yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat berkecambah menjelang musim panas, yang disebut musim semi. Wilayah sebaran hutan gugur/meranggas, seperti:

Ø Eropa tengah, dengan tipe hutan pohon pisang;

Ø Eropa tenggara, hutan campuran;

Ø Eropa timur, hutan faqus;

Ø Amerika selatan, hutan nathofaqus antartika.

(5) Bioma hutan taiga

Hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarim dinamakan taiga. Pohon-pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya konifer, terutama pohon spruce-sejenis pohon cemara-(picea), alder (alnus), birch (betula), dan juniper (juniperus). Jenis-jenis pohon ini secara umum tidak terdapat di Indonesia. Masa pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3 sampai 6 bulan. Daerah taiga merupakan bioma dengan satu spesies pohon. Taiga paling terbanyak terdapat di belahan bumi utara (Siberia Utara, Rusia, Kanada Tengah, dan Utara).

(6) Bioma tundra

Tundra bermakna daratan tanpa pohon atau berupa lumut tipis. Daerah tundra hanya terdapat di daerah di belahan bumi utara, di sekitar kutub. Tundra terbentuk karena lingkungan alam yang gelap berbulan-bulan karena tidak terjangkau sinar matahari. Kalian pasti masih ingat saat mempelajari iklim bahwa peredaran semu matahari paling jauh di 231/2LU/LS.

Di daerah tundra hanya terdapat beberapa pohon kerdil, bahkan dapat dikatakan sejauh mata memandang hanya lumut yang tampak ,terutama sphagnum dan lumut kerak licin (lichen). Selain di dominasi lumut, juga terdapat beberapa jenis bungasemuaim dengan warna mahkota menyolok dan daur hidup pendek.

(7) Sebaran vegetasi berdasarkan tempat hidupnya

Berdasarkan tempat hidupnya, vegetasi dapat di bedakan menjadi vegetasi yang hidup di daratan (terestrial) dan vegetasi perairan (akuatik),

(a) Vegetasi daratan (terestrial)

i. Hutan ekuatorial atau hujan tropis

Penyebaran di lintang 0 – 36 LU/LS di Negara Brazilia, Florida, Karibia, Kalimantan, Sumatra, dan India. Cirri-ciri hutan hujan tropis:

v Hutan lebat,

v Terdiri dari berbagai jenis pohon, dan

v Pohon mencapai tinggi 60 m.

ii. Hutan musim tropis

Penyebaran di Thailand dan Indonesia (jawa timur, jawa tengah, Sulawesi, dan nusa tenggara), cirri-ciri sebagai bertikut:

v Pohon-pohonnyalebih rendah,

v Daunnya banyak yang gugur di musim kemarau, misalnya pohon jati dan

v Pohon-pohon homogen (sejenis)

iii. Sabana

Merupakan padang rumput yang diselingi pohon. Penyebarannya didaerah beriklim curah hujan sedikit , seperti di Indonesia (Nusa Tenggara, Aceh, dan Jawa Timur) dan Venezuela.

iv. Stepa

Penyebaran didaerah beriklim basah, seperti Australia, Argentina, Brasil, Amerika serikat, daerah sekitar laut kaspia , serta Indonesia bagian timur.

v. Gurun

Penyebarannya di daerah gurun, seperti pantai barat benua Asia antara lintang 35 – 39 LU/LS.

vi. Hutan daerah sedang (empat musim)

Penyebarannya:

1. Dataran tinggi zona ekuatorial dan tropis,

2. Sepanjang perbatasan bagian continen dan pulau daerah lintang25 – 30 LU/LS.

3. Daerah pantai barat di antara lintang 35 – 55LU/LS.

vii. Hutan berdaun jarum atau conifer di Siberia..

Penyebarannya di daerah dingin, yaitu:

1. Di daerah perbukitan/pegunungan

2. Pohon-pohonnya homogen

viii. Tundra

Penyebarannya pada daerah iklim dingin (kutub), seperti di Rusia Utara, Kanada Utara, Norwegia, dan Filandia.

(b) Vegetasi perairan (ekuatik)

i. Vegetasi air tawar, contohnya eceng gondok, ganggang, teratai, lumut, dan tales.

ii. Vegetasi air asin, contohnya ganggang

iii. Vegetasi air payau, contohnya hutan bakau (mangrove)

Berdasarkan ketinggian tempat, umumnya persebaran vegetasi sangat bervariasi. Manurut Good (1953), berdasarkan ketinggian tempat, sebaran vegetasi yang di tunjukkan oleh tumbuhan pegunungan di daerah khatulistiwa, adalah sebagai berikut:

0 - 600 m zona vegetasi khatulistiwa murni, seperi paku dan pisang

600 - 1.250 m zona vegetasi yang masih bersifat tropis, tetapi sudah berkurang curah tropisnya, seperti pinus (finus) dan paku-pakuan

1.250 – 1.900 m mulai bercorak vegetasi suptropika, seperti myrtaceae

1.900 – 2.600 m bercorak vegetasi iklim sedang, seperti tumbuhan-tumbuhan yang selalu hijau.

2.600 – 3.200 m zona vegetasi iklim sedang, terdiri dari pepohonan meranggas

3.200 - 4.500 m zona vegetasi kayu perdu alpine.

4.500 - 5.000 m zona vegetasi semak-semak alpine.

5.000 – ke atas zona salju abadi.

3. Persebaran Fauna di Dunia

Persebaran fauna di dunia sangat bervariasi. Hal ini terkait erat dengan berbagai penghalang dalam persebaran fauna di muka bumi. Coba perhatikan table ini, tentang wilayah alam Zoogeografis menurut Wallece,

Tabel Wilayah Alam Zoogeografis Dunia

Nama Wilayah Alam	Wilayah Geografis	Karakteristik mamalia dan burung
Neotropikal	Amerika Selatan, Amerika Tengah, sepanjang pantai Meksiko	Kukang, armadillo, toucan, tinamous
Neartik	Amerika utara sampai daratan tinggi meksiko	Antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai di Amerika Utara (praire dog, kalkun, burung biru, jungko
Paleartik	Eropa, Afrika Utara, dan Barat Himalaya	Unta, ayak, burung bersiul
Ethiopian/Tropik Afrika	Afrika Selatan Sahara Malagasi, Arabia Selatan	Gorilla, simpanse, hippopotamus (kuda nil, antelop, burung unta, kol)
Oriental	Asia Tenggara termasuk Indonesia Tengah dan Barat	Orang utan, gabbon, kancil, burung berparuh besar, burung bersiul
Australian	Australia, Selandia Baru, Indonesia timur, Papua new guini	Marsupialia, Monotrema, burung cendrawasih, burung penghisap madu, kakatua, kasuari

Keadaan fauna di tiap-tiap daerah (bioma) sangat tergantung pada kemungkinan-kemungkinan ketersediaan makanan yang ada di daerah itu. Secara langsung atau tidak langsung iklim sangat berpengaruh pula pada persebaran fauna. Akibat pengaruh iklim terdapat fauna pegunungan, fauna dataran rendah, fauna padang rumput (sabana), dan fauna hujan tropis.

Berikut adalah gambaran persebran fauna berdasarkan bioma yang ada di dunia.

a) Fauna di daerah hutan basah tropis

Hewan-hewan hutan basah tropis yang sering kita jumpai adalah babi hutan, kera, burung, kucing hutan dan bajing. Jika kita masuk hutan tropis yang gelap, maka akan dijumpai tidak banyak hewan, seolah-olah hutan tidak berpenghuni. Hal ini disebabkan dasar hutan gelap dan pada siang hari banyak hewan yang hidup di daerah tudung, sehingga tidak terlihat dari bawah. Selain itu, banyak hewan yang hidup pada malam hari.

Suatu contoh kesamaan ekologi meskipun letak geografis daerahnya berjauhan adalah herbivora yang selalu menjadi buruan karnivora. Contoh karnivora di daerah Asia-Afrika adalah macan tutul, sedangkan di Amerika adalah jaguar.

b) Fauna di daerah musim tropis

Beberapa hewan yang hidup di hutan musim adalah beruang, rusa, raccon, bajing, rubah, dan burung pelatuk.

c) Fauna di padang rumput

Di daerah padang rumput, terdapat lebih banyak spesies hewan dibandingkan dengan habitat darat lainnya. Hal ini wajar karena rumput merupakan makanan utama hewan-hewan herbifora. Hewan pemakan rumput yang besar, misalnya zebra di afrika, kangkuru di Australia, bison di Amerika. Hewan-hewan tersebut merupakan konsumen primer di padang rumput.

Predator yang terdapat di padang rumput, seperti singa dan anjing liar memangsa herbivore besar, sedangkan ulat memangsa herbivore kecil. Selain vertebrata herbivora, di padang rumput terdapat banyak insekta, misalnya belalang.

d) Fauna di daerah gurun

Hewan-hewan kecil di gurun hidup di dalam lubang dan keluar mencari mangsa pada pagi hari dan malam hari. Hewan-hewan gurun juga beradaptasi dengan lingkungan gresang. Mamalia yang besa jarang dapat hidup di gdaerah gurun. Hewan besar sukar menyesuaikan diri terhadap suhu yang tinggi dan ketiadaan air. Ular, tikus, dan kadal terdapat banyak di gurun.

e) Fauna di daerah taiga

Kebanyakan burung yang hidp di daerah taiga adalah burung yang berinigrasi kea rah selatan dari musim gugur. Hewan yang khas yang terdapat di taiga adalah rusa besar (moose). Hewan lain yang ada maskipun populasinya tidak banyak adalah beruang hutan, ajag, marten.

f) Fauna di daerah tundra

Urutan bioma dari daerah ekuator ke kutub sama seperti urutan bioma dari daratan ke ekuator kea rah gunung tinggi. Suhu dan curah hujan menentukan komunitas fauna. Urutan bioma dari gunung tinggi di daerah tropis adalah hutan musim, hutan konifer, daerah tundra, dan es.

Beberapa hewan di bioma tundra, ada yang hidup menetap, ada juga yang datang pada musim panas hanya untuk bertelur. Hewan yang hidup menetap di tundra, baik burung atau mamalia, berbulu atau berkulit tebal untuk perlindungan terhadap suhu rendah. Hewan-hewan itu juga mengalami perubahan warna menjadi putih dalam musim dingin. Wrna putih merupakan warna pelindung (penyamaran) di atas salju dan mengurangi kehilangan panas oleh radiasi matahari. Herbivore yang besar-besar, seperti bison (muskox) dan rusaa kutub (reindeer) mendapat cukup makanan lumut dan lumut kerak (lichenes).

Jumlah spesies mahkluk hidup yang menetap di daerah tundra sangat sedikit, bahkan lebih sedikit dibanding dengan spesies yang hidup di gurun. Makin utara lagi dari daerah tundra, terdapat es, dan di daerah ini hewan yang dapat hidup adalah hewan-hewan seperti beruang laut (walrus), anjing laut (seal), dan penguin yang berkulit tebal.

Hewan mamalia lain yang dapat hidup di daerah tundra adalah beruang kutub, kelinci kutub, dan lemur berbulu tebal. Serangga sangat banyak jumlahnya khususnya lalat, karena telurnya tahan dingin. Telur-telur tersebut dapat menetas pada musim panas.

C. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

1. Persebaran Flora di Indonesia

Indonesia sangat kaya akan flora dan fauna. Hal ini terkait erat dengan keadaan curah hujan yang berbeda-beda dan sejarah geologi kepulauan di Indonesia.

Berdasarkan curah hujan

Indonesia sangat kaya akan flora dan fauna. Kekayaan flora di Indonesia dapat di buktikan dengan adanya 4.000 macam pohon, 1.500 macam pakis-pakisan, dan 5.000 macam anggrek.

Adanya tumbuhan di suatu tempat di pengaruhi oleh iklim, tanah, dan air.

Ø Pengaruh iklim: tumbuhan di daerah tropis berbeda dengan tumbuhan di daerah iklim dingin.

Ø Pengaruh tanah: tumbuhan yang berada di tanah kapur brbeda dengan tumbuhan yang berada di daerah tanah merah (laterit).

Ø Pengaruh air: tumbuhan yang berada di daerah yang banyak air berbeda dengan tumbuhan yang berada di daerah yang sedikit air.

Karena beriklim tropis dan banyak mendapat hujan, maka Indonesia mempunyai hutan-hutan lebat, yang disebut dengan hutan hujan tropis, ada beberapa macam hutan.

a) Hutan hujan tropis

Hutan hujan tropis trerdapat di daerah yang banyak mendapat hujan, dengan cirri tumbuhan hutan yang lebat. Dalam hutan ini pohon-pohonnya berdaun rindang, dan bagian bawahnya sangat gelap, karena sinarmatahari tidak dapat menembusnya. Tanah dan udaranya lembap, karena uap air sukar naik ke atas. Pohon-pohon-pohon dalam hutan tersebut sering dibelit oleh tumbuhan sulur, seperti rotan.

b) Hutan musim tropis

Hutan musim tropis dipengaruhi keadaan iklim musim. Selama musim kemarau, daun-daun di hutan ini banyak yang gugur/meranggas. Sebaliknya, setelah musim penghujan, daunnya lebat kembali. Karena itu, hutan musim tropis disebut juga dengan hutan homogen. Kerena terdiri dari satun macam tumbuhan saja, missal hutan jati.

c) Hutan bakau

Hutan bakau terdapat di dataran rendah dan di pantai yang banyak lumpur. Pohon bakau mempunyai akar menjulang ke atas permukaan air pada saat air laut surut dan terendam pada saat air laut pasang. Akar poho bakau ini dapat menahan eerosi dari kikisan ombak dan arus air laut.

d) Hutan sabana (stepa)

Hutan sabana terdapat di daerah kurang hujan. Hutan sabana merupakan padang rumput (stepa), dengan berpohon rendah di sebagian tempat. Hutan ini banyak terdapat di Nusa Tenggara dan sangat baik untuk usaha pertenakan sapi dan kuda.

Adapun manfaat hutan adalah sebagai berikut;

(1) Untuk kegiatan pariwisata alam,

(2) Menyimpan serta mengatur persediaan air, karena air tanah dapat tertahan oleh akar-akarnya, sehingga tetap berada di tempatnya

(3) Mencegah erosi, sebab daun-daunnya dapat mencegah langsung hantaman air hujan yang jatuh ke tanah.

(4) Menyuburkan tanah karena dapat membentuk humus tanah

(5) Menghasilkan bahan-bahan mentah untuk industri dan bahan bangunan misalnya:

§ rotan, dapat di gunakan untuk industry dan bahan bangunan;

§ kamper (kapur barus), dapat dibuat untuk wewangi-wangian, dan obat-obatan;

§ dammar, dapat di buat cat, pernis, rak;

§ kopal (arpus), dapat di buat cat yang baik;

§ getah perca, dapat dipakai sebagai bahan alat-alat laboratorium, bola, golf, pembalut kabel;

§ jelutung, merupakan bahan mentah permen karet.

§ mengurangi folusi udara, karena udara di sekitar hutan segar dan bersih akibat penyerapan karbon dioksida (CO2) dan pengeluaran oksigen (O2) tunmbuhan di hutan.

Berdasarkan bentuk permukaan bumi diIndonesia dan faktor geologi.

Flora di Paparan Sunda.

Flora di sumatra terdiri atas tiga macam yaitu:

(a) Flora endemik, contoh bunga Raflesia Arnold;

(b) Flora di pantai timur, terdiri atas mangrove dan rawa gambut;

(c) Flora di pantai barat, terdiri atas macam-macam vegetasi diantaranya meranti-merantian, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air tawar dan rotan.

(d) Flora di daerah paparan sahul. Flora di iIrian Jaya terdiri dari tiga macam, yaitu:

ü Hutan hujan tropis;

ü Jenis pometia pinnata (motea);

ü Pohon sagu, nipah, dan mangrove.

(e) Flora di daerah peralihan.

Ada 422 jenis flora di sulawesi yang berkerabat paling dekat dengan wilayah lain yang relatif kering di filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa.

Daerah sulawesi terdiri dari daerah hujan tropis, sedangkan di pantai terdiri dari daerah mangrove, dan bangsa nipah. Karena flora yang ada di Sulawesi berasal dari Nusa Tenggara, dan jawa, menunjukkan bahwa Selat Makasar pernah di buka untuk masuknya flora dari kedua wilayah itu.

Tumbuhan yang berada di habitat pantai, dataran rendah, dan berbatuan ultra basa lebih mirip dengan flora Irian. Adapun jenis tumbuhan gunung mirip dengan tumbuhan yang ada di Kalimantan.

2. Persebaran fauna di Indonesia

Dunia hewan di Indonesia juga bermacam-macam jenis dan jumlahnya, sebab kehidupan hewan juga di pengaruhi oleh keadaan tumbuhan-tumbuhan dan iklim. Berikut ini adalah tiga (3) daerah fauna di Indonesia:

a) Daerah fauna Indonesia bagian barat (fauna asiatis)

Indonesia bagian barat terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di Asia, antara lain:

1) harimau, terdapat di Jawa, Madura, dan Bali;

2) beruang, terdapat di sumatra dan Kalimantan;.

3) gajah, terdapat di hutan-hutan Sumatra, mirip gajah India;

4) badak, terdapat di Sumatra dan Jawa, mirip badak di; malaysia, Thailand, Indocina, India, dan Myanmar;

5) banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan;

6) mawas (orang utan) terdapat di Kalimantan dan Sumatra;

7) siamang (kera brwarna hitam dan tidak berekor), terdapat di Sumatra;

8) tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan;

9) kera gibbon, terdapat di Sumatra dan Kalimantan.

Di daerah fauna Indonesia bagian barat juga ditemui beberapa jenis kijang (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Lombok), kancil pelanduk (di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Karimata), trenggiling (di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan), kukang (di Sumatra dan Kalimantan), bebrapa jenis buaya (di Sumatra dan kalimantan), ikan pesut (di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur)

b) Daerah fauna Indonesia bagian timur (fauna australis)

Fauna Australi disebut juga dengan gondwana (gondwana adadalah benua purba Australia). Fauna ini berada di paparan sahul, yang meliputi Pulau Papua dan pulau-pulau di Dangkalan Sahul. Geologi, paparan sahul begabung dengan Benua Australia sehingga fauna Indonesia bagian timur memiliki kesamaan dengan flora dan fauna yang hidup di Benua Australia. Fauna Australia ini dibatasi oleh Garis Wabber yang memanjang melalui Laut Timor, Laut Seram, dan Laut Halmahera. Jenis fauna Australia antara lain buaya air tawar, ikan duyung, katak pohon, landak semut, kuskus, kanguru, kanguru pohon, ular piton hijau, burung kasuari, mabruk, kakatua raja, dan cendrawasih

Tabel Perbedaan fauna Asiatis dan Australis

No	Fauna Asiatis	Fauna Australis
1	Binatang menyusui besar-besar	Binatang menyusui kecil-kecil
2	Banyak terdapat ikan air tawar	Tidak banyak terdapat ikan air tawar
3	Banyak terdapat jenis kera dan kucing	Tidak banyak terdapat jenis kera dan kucing
4	Bulu burung tidak banyak warnanya	Warna burung warna-warni
5	Tidak terdapat binatang berkantung	Terdapat hewan berkantung

c) Daerah fauna Indonesia bagian Tengah (Peralihan)

Hewan-hewan yang tedapat di daerah fauna Indonesia bagian tengah adalah campuran dari fauna Indonesia bagian tengah dan timur. Kecuali itu, di indonesia bagian tengah terdapat hewan-hewan yang khas Indonesia. Fauna peralihan disebut juga dengan zona Wallacea (sebelah barat) dan garis Weber (bagian timur). Misalnya fauna yang terdapat di Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku.

Sebagian fauna di daerah peralihan mirip dengan fauna di Asia dan sebagian lagi mirip dengan fauna di Australia. Jenis fauna peralihan yang mirip dengan fauna Asiatis adalah kera dan tapir. Jenis fauna peralihan yang mirip dengan fauna Australis adalah kus-kus dan kakatua. Selain itu, di daerah ini juga terdapat fauna endemik, antara lain anoa, babi rusa, burung maleo, dan komodo.

D. Kerusakan Flora dan Fauna serta Pengaruhnya terhadap Lingkungan.

Alam diciptakanTuhan Yang Maha Esa untuk dinikmati oleh umat-Nya. Manusia dengan segala kelebihannya (terutama berfikir), diharapkan dapat melestarikan alam ini untuk kesinambungan generasi peneru. Dengan kata lain, alam harus dijaga dari kerusakan.

Dalam suatu wilayah tertntu selalu terjadi interaksi antara populasi sebuah spesies dengan spesies lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, akan terjalin suatu kehidupan komunitas atau kelompok kehidupan. Dalam suatu komunitas terdapat komponen-komponen flora, fauna, dan mikroorganisme. Dalam suatu komunitas tersebut terdapat suatu siklus, perkembangan maupun mutasi dan modifikasi, karena ada variasi-variasi lingkungan yang memberi seleksi alamiah.

Suatu makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada makhluk hidup yang lain, namun juga tergantung pada makhluk yang tidak hidup (lingkungan fisis). Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap dunia tumbuhan, sedang keadaan tumbuh-tumbuhan, mempengaruhi adanya jenis-jenis hewan tertentu.

Gambar hubungan ekosistem

Pada gambar tersebut tampak adanya keterkaitan, bahkan ketergantungan antara sesama makhluk hidup. Bila manusia di masukan pada gambar tersebut, akan tampak katerkaitan yang sangat rumit sekali.

1. Bentuk Keerusakan Flora dan Fauna

Meskipu luas daratan Indonesia hanya 1,3 persen dari luas daratan permukaan bumi, namun kekayaan hayatinya sangat beraneka ragam. Kekayaan flora dan fauna sangat besar manfaatnya bagi kehidupan. Bahkan menurut World Resources 2000-2001, kekayaan biotik Indonesia antara lain berupa aneka spesies tumbuhan(11 persen), spesies mamalia (10 persen) , dan spesies burung (16persen). Kekayaan flora dan fauna ini berbeda di dalam hutan-hutan Indonesia.

Tiga lokasi utama yang merupakan pusat kekayaan spesies di indonesia yaitu Papua (tingkat kekayaan spesies dan endemik tinggi), Kalimatan (tingkatkekayaan spesies tninggi, endemik sedang, dan Sulawesi (tingkat kekayaan spesies sedang, endemik tinggi).

Selain paparan di atas, perlu di ketahui bahwa Indonesia juga menjadi habitat bagi beberapa mamalia yang paling mendapat prhatan dunia, yaitu orang utan, badak, komodo, dan gajah. Sejak awal tahun 930, tiga subspesies harimau, yaitu harimau Bali, harimau Jawa, dan harimau Sumatra masih tercatat hidup dan menyebar di beberapa wilayah hidupnya. Namun, harimau Bali telah punah akhir tahun 1930 dan harimau Jawa punah sekitar tahun 1970-an, yang masih ada hingga kini hanyalah harimau Sumatra.

Jika suatu spesies punah, apa yang terjadi? Begitu pula bila beberapa spesies mati (punah), maka akan menimbulkan ketidak seimbangan dalam ekosistem.

Kerusakan flora dan fauna umumnya terjadi karena rusaknya habitat mereka, misalnya kerusakan hutan karena kebakaran. Kebakaran dapat pula menyebabkan:

a. Degradasi hutan;

b. Deforestasi.

Pengaruh kerusakan flora dan fauna terhdap lingkungan antaranya:

a. Berkurangnya sumber bahan pangan;

b. Berkurangnya sumber bahan bakar;

c. Berkurangnya obat-obatan

d. Polusi udara.

2. Pelestarian flora dan fauna

Indonesia sampai saat ini memiliki kurang lebih 350 kawasan yang di lindungi sebagai suaka alam. Ini diperlukan untuk mengantisipasi danmenjga kelestarian flora dan fauna, dan sesuai dengan Undang-Undang No.5 tahun 1967 tentang pokok-pokok kehutanan. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Udang-Undang No.4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengolaan lingungan hidup dan UU No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Kawasan tersebut terdiri dari suaka margasatwadan cagar alam. Berbagai usaha telah dilakukan manusia baik secara individu maupun institusi untuk menjaga kelestrian flora dan fauna.

a. Suaka marga satwa dan cagar alam.

Suaka margasatwa memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis hewan yang dianggap mengkhawatirkan populasi dan dilaksanakan berdasarkan berdasarkan undang-undang pemerintah. Perlindungan terhadap jenis-jenis hewan tidak bisa dipisahkan dengan perlindungan alam secara umum, sebab alam merupakan tempat hidup (habitat) hewan. Beberapa suaka margasatwa di Indonesia, antara lain:

1) Suaka margasatwa Ujung Kulon, melindungi badak bercula satu;

2) Suaka margasatwa Baluran, melindungi banteng, harimau Jawa, dan Rusa;

3) Suaka margasatwa pulau Komodo,melindungi komodo;

4) Suaka margasatwa Tanjung Putting, melindungi orang utan.

Fungsi perlindungan alam antara lain melindungi jenis hewan dan tumbuhan tertentu, bentangan alam, konservasi tanah, serta sebagai obyek pengetahuan. Penelitian, dan pariwisata.

Selain suaka margasatwa, dibuat pula cagar alam yang melindungi flora dan fauna tertentu, agar tidak mengalami kepunahan. Cagar alam yang terkenal adalah cagar alam lorenz dan wasul di papua. Ada juga cagar alam cibodas di Jawa Barat , dan Nusakambangan di Jawa Tengah.

a. Penyuluan terhadap masyarakat

telah kalian ketahui bahwa habitat bagi flora dan fauna adalah hutan. dengan demikian hutan menapat perhatian serius dari seluruh manyarakat utk di jaga kelestariannya. Mengapa demikian? Mari kita cari apasaja manfaat hutan baik bagi manusia, fauna maupun lingkungan.

b. Penegakan hukum

penegakan hukum sangat penting, jka menginginkan hutan tetap lestari dan terjaga maka diperlukan tindakan tegas untuk siapapun yang melanggar hukum dan membahayakan kelestarian lingkungan. Selain itu, diperlukan pula adnya lembaga pemantau lingkungan dari dalam dan luar negeri, seperti Walhi atau green Peace

Rangkuman

Biosfer adalah sebuah sistem yang meliputi seluruh makhluk hidup yang berintraksi dengan lingkungan sebaga satu kesatuan utuh .

Persebaran flaura dan fauna di dunia sangat bervariasi. Adaeberapa faktor yangmempengaruhi. Diantaranya faktor penyebab persebaran (tekanan populasi, habitat baru), sarana persebaran (angin, air, udara), dan hambatan persebaran (topografi, biologis, tanah, iklim).

Ada tiga pengelompokan vegetasi di dunia, yakni berdasarkan iklim dan besarnya curah hujan, tumbuhan di permukaan bumi dapat digolongkan kedalam beberapa bioma, yaitu bioma hutan tropis basah, bioma hutan empat musim, bioma padang rumput, bioma gurun, bioma hutan taiga, dan bioma tundra.

Tumbuhan yang hidup di bioma hutan tropis basah adalah pohon-pohon, terna, tumbuhan pemanjat, epifit, pencekik pohon, saprofit, dan parasit. Tumbuhan yang hidup di bioma padang rumput adalah jenis rumput. Tumbuhan yang hidup di gurun adalah tumbuhan megatherma, yaitu yang berdaun kecil seperti duri, berakar panjang dapat menyimpan air dalam jaringan spon dan berumbi. Tumbuhan yang hidup di hutan empat musim akan menggugurkan daunya menjelang musim dingin dan bersemi kembali menjelang musim panas. Tumbuhan yang hidup di hutan taiga misalnya konifer. Daerah taiga merupakan bioma dengan satu spesies pohon. Tumbuhan yang hidup di daerah tundra adalah lumut, sphagnum, dan lumut kerak.

Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan dapat di kelompokan menjadi 2, yaitu tumbuhan darata (hutan hujan tropis, hutan musim tropis, sabana, stepa, gurun, hutan empat musim, hutan berdaun jarum) dan tumbuhan perairan (air tawar, air asin, air payau 0

Berdasarkan ketinggian tempatnya, Good (1953) melakukan pengelompokan zona vegetasi, yaitu 0 - 600 meter (zona khatulistiwa murni), 600 – 1250 meter ( zona vegetasi bersifat tropis, tapi sudah berkurang coraknya), 1250 – 1900 meter vegetasi subtropika, 1900 – 2600 meter (vegetasi iklim sedang dengan daun selalu hijau), 2600 – 3200 meter (vegetasi iklim sedang, meranggas), 3200 – 4500 meter (vegetasi kayu perdu alpine), 4500 – 5000 meter (vegetasi semak-samak alpine), 5000 meter ke atas (salju abadi).

Persebaran fauna di permukaan bumi sangat bervarisi,. Contoh fauna yang hidup di bioma-bioma yang ada di dunia, yakni babi hutan, kera, kucing hutan (hutan tropis basah); beruang, raccon, rubah (hutan musim tropis); zebra, kanguru, bison, singa (padang rumput); ular, tikus, kadal (gurun); rusa besar (moose), beruang hutan, ajag (taiga); beruang laut (walrus), anjing laut (seal), einguin ( tundra).

Karena curah hujan tinggi Indonesia memiliki beberapa jenis hutan , yaitu hutan musim tropis, hutan bakau, dan hutan sabana (stepa).

Berdasarkan bentuk permukaan bumi, flora di Indonesia dikelompokan menjadi flora di daerah Sunda, flora di daerah Paparan Sahul, dan flora di daerah Peralihan. Fauna di indonesia d kelompokan menjadi tiga, yakni fauna Asiatis, fauna Australis, zona peralihan (Garis Wallacea). Garis imajiner yang merupakan pembatas antara fauna yang bercorak Asiatis dengan fauna peralihan adalah garis wallacea, sedangkan antara fauna Australis dengan fauna peralihan adalah Garis weber.

Adanya kegiatan manusia seperti pembakaran hutan, penebangan liar, dan perburuan menyebabkan terjadinya perusakan flora dan fauna, bahkan dapat mengakibatkan kepunahan. Untuk mengantisipasi dan menjaga kelestarian flora dan fauna, maka perlu diadakan usaha-usaha konsevasi flora dan fauna, misalnya dengan suaka margasatwa dan cagar alam. Selain itu, pelu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian flora dan fauna. Bagi mereka yang sengaja melakukan perusakan flora dan fauna, maka baginya wajib dikenakan hukuman yan setimpal .

Daftar Pustaka

Haryanto, Wahyudi. 2005. Geografi. Cempaka Putih. Klaten

www.books.google.co.id

http://gurumuda.com/bse/pengertian-biosfer

Fase Pembelajaran	Kegiatan		Metode Pebelajaran	Sumber	Waktu
Fase Pembelajaran	Guru	Siswa	Metode Pebelajaran	Sumber	Waktu
Kegiatan pembuka	· Memberitahu materi yang akan di ajarkan · Menjelaskan perlunya materi di ajarkan	· Mendengarkan / menulis materi yang akan di ajarkan · Mendengarkan dan bertanya bila ada yang kurang jelas	Ceramah Dan Tanya jawab		10 menit
Kegiatan Inti	· Guru menjelaskan bahan-bahan materi ü Definisi Biosfer ü Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora & Fauna · Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya · Mengelompokan siswa dalam 2-3 anak dalam 1 kelompok untuk mendiskusikan materi yang telah disampaikan dalam bentuk pertanyaan dan memberikan tugas individu (PR) pada siswa · Pengumpulan hasil diskusi	· Siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan dari guru · Siswa bertanya bila ada yang kurang jelas · Siswa berkelompok dan mendiskusikan pertanyaan yang di berikan dari guru dan mencatat tugas individu(PR) · Siswa mengumpulkan hasil diskusi lalu kembali pada tempat semula	Ceramah,Diskusi Dan Tanya jawab		70 Menit
Kegiatan penutup	· Guru memberi penguatan materi · Guru mengingatkan PR yang harus dikerjakan dan menginformasikan kapan PR akan dkumpulkan	· Siswa mendengarkan dan bertanya bila kurang jelas dari PR tersebut	Ceramah Dan Tanya jawab		10 menit

Fase Pembelajaran	Kegiatan		Metode Pebelajaran	Sumber	Waktu
Fase Pembelajaran	Guru	Siswa	Metode Pebelajaran	Sumber	Waktu
Kegiatan pembuka	· Memberitahu materi yang akan di ajarkan · Menjelaskan perlunya materi di ajarkan · Apersepsi	· Mendengarkan / menulis materi yang akan di ajarkan · Mendengarkan dan bertanya bila ada yang kurang jelas	Ceramah Dan Tanya jawab		10 menit
Kegiatan inti	· Guru menjelaskan bahan-bahan materi ü Persearan Flora & Fauna di Permukaan Bumi ü Persebaran Flora & fauna di Indonesia ü Kerusakan Flora & fauna di indonesia · Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya · Mengelompokan siswa dalam 2-3 anak dalam 1 kelompok untuk mendiskusikan materi yang telah disampaikan dalam bentuk pertanyaan dan memberikan tugas individu (PR) pada siswa · Pengumpulan hasil diskusi	· Siswa memperhatikan dan mencatat penjelasan dari guru · Siswa bertanya bila ada yang kurang jelas · Siswa berkelompok dan mendiskusikan pertanyaan yang di berikan dari guru dan mencatat tugas individu(PR) · Siswa mengumpulkan hasil diskusi lalu kembali pada tempat semula	Ceramah,Diskusi Dan Tanya jawab		70 Menit
Kegiatanpenutup	· Guru mengingatkan PR yang harus dikerjakan dan menginformasikan kapan PR akan dkumpulkan	· Siswa mendengarkan dan bertanya bila kurang jelas dari PR tersebut	Ceramah Dan Tanya jawab		10 menit

biosfer

Kamis, 16 Desember 2010

komik

Senin, 13 Desember 2010

DINAMIKA BIOSFER